Kamis, 24 Juli 2014

kisah seorang ibu dgn 7 anaknya

dikala itu hujan teramat deras, petir sesekali mencakar di sekitar langit.
namun terlihat dari kejauhan sesosok anak yg baru berusia sekitar 4 tahunan itu tampak semangat mengayuh sepedahnya,
basah kuyup dgn mata sesekali memejam karna terkena hujan yg begitu derasnya,
ohh...ternyata setelah terlihat dekat jelas, anak itu adalah anak keenam dari tujuh bersaudara,
mungkin gembira karena kemarin terlihat ayahnya beli sepeda bekas,
tanpa rasa cape anak itu terus bolak balik mengayuh sepedanya,
wajah tampak gembira jelas, bahkan tak ragu bahkan tak takut dgn hujan disertai petir berurutan,
terlihat senyumannya sesekali dia turun dari sepeda karena untuk parkir balik lagi.

setelah puas dgn sepedanya, anak itu langsung menuju pulang,
sampai dirumah disimpanlah roda dua bekas yg dikayuhnya didepan rumah,

langsung tampak ibunya dari dalam tau anaknya pulang, tersenyum mungkin sudah terbiasa melihat anaknya begitu tanpa khawatir sakit,

masuk dgn baju dan celana basah kuyup bekas air hujan, anak itu langsung membuka baju dan celana,
karena waktu itu musim hujan tak ada baju yg kering mungkin belum dicuci, anak itu terpaksa cuma ganti cela bekas kemarin yyg blum dicuci.

hmmm.. senang rasanya siibu melihat sang anak tertidur pulas stelah diguyur hujan, tanpa selimut, bahkan hanya memakai sepotong celana yg blum dicuci yg terlihat kotor,
siibu sadar blum menanak nasi, karena memang siayah blum pulang karena hujan, tapi siibu berharap siayah pulang dgn membawa beras, siibu dgn mengais bayi,dan menatap anaknya yg keenam yg tidur dgn berbantal lengan tergeletak diatas lantai kotor yg berserakan pakaian yg blum dicuci

"ayah blum jg datang" fikir siibu.

disusuinya lg sibayi sambil bimbang menunggu siayah dari 7 bersaudara.

ternyata siayah pun merasa bingung,
karena sampai sore buruannya blum jg dapat,
mungkin akibat hujannya siayah jdi tidak bisa berburu burung dgn jaring.

siayah terus berfikir bagaimana cara mencari beras,
karena jelas hari ini buruannya tak bisa diandalkan,
siayah mencari cara untuk pulang dgn membawa beras,
bahkan dihutan itu bambu pun ditebangnya dan dibawa pulang untuk dijual ke teyangga.

2 bambu diikat kuat tanpa ragu siayah pun pulang dgn membawa bambu tersbut.

setelah dekat dgn rumahnya perjuangan siayah belum jg selesai sore itu,
sekarang tinggal mencari tetangga yg hendak ingin membeli bambu itu.
bambu pun akhirnya terjual,
lumayan pikir siayah cukup buat hari ini membeli beras dan lauk.

ayah pun pulang membawa beras dan lauk,
siibu hanya tersenyum melihat suaminya berhasil berjuang dihutan dgn membawa beras,

siayah yg basah kuyup cuma buka bajunya saja, tak ada baju ganti karna musim hujan.

siibu mulai terlihat membuat api dari ranting kecil yg agak basah,
api pun menyala siap menanak nasi.

keenam anaknya berkumpul dan berharap hari ini untuk makan,

siibu terlihat mengangkat nasinya,
anak2 pun mengambil piring pelastik untuk jatah nasinya,

berkumpul semua, dan tak lupa si ayah pun mulai mengambil piring,

diantara mereka semua ada kebahagiaan yg tiada tara,
senyuman, canda, tawa, akur separti keluarga besar yg penuh dgn kebahagiaan.

ini semua adalah bukti bahwa kebahagiaan tidak hanya dgn serba kecukupan saja,
bahkan dgn segala kekurangan pun kebahagiaan itu ada,
allah maha adil dgn ni'mat yg allah berikan berupa apa saja..

semoga meraka dibarokahkan oleh allah..